Terima Kasih Telah Berkunjung
http://catatanku-11.blogspot.co.id/

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

1.      Pengenalan alat-alat laboratorium
          Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia. Selain itu juga harus tahu cara menggunakannya dengan teknik dan prosedur yang benar. Walaupun mungkin sudah mengenal alat yang sejenis, tetapi perlu diingat bahwa tiap-tiap alat terkadang mempunyai prosedur yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Untuk memudahkan mengenal alat kimia, digunakan pengelompokan yang umum dipakai yaitu peralatan gelas dan peralatan non gelas. Setelah mengenal jenis-jenis peralatan, maka praktikan perlu mencoba untuk menggunakannya.
-        Peralatan gelas
      Hampir semua eksperimen dengan bahan kimia dilakukan menggunakan peralatan gelas.Gelas memiliki banyak keuntungan dalam eksperimen kimia. Gelas tidak hanya bersifat non reaktif tetapi juga dapat menyajikan pengamatan visual selama reaksi berlangsung. Tetapi gelas dapat mudah pecah dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Luka terpotong atau tergores dari pecahan peralatan gelas merupakan salah satu luka yang sangat sering terjadi di laboratorium.

-        Peralatan non gelas
      Selain alat-alat yang terbuat dari gelas banyak juga peralatan di laboratorium kimia yang terbuat dari bahan non gelas. Peralatan tersebut antara lain rak tabung reaksi, penjepit tabung, statif beserta klem dan lain-lain.

Analisis Aspek Finansial Usaha Penangkapan Ikan


1. Analisis aspek finansial
          Analisis finansial adalah analisis mengenai biaya (cost) dan penerimaan (benefit). Kedua komponen ini akan dianalisis dengan menggunakan metodenya masing-masing. Biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya variabel dan juga biaya tetap (Husnan, 2009).

A. Net Present Value (NPV)
          Net Present Value adalah selisih antara persent value dari investasi dan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (arus kas operasional maupun arus kas terminal) dimasa yang akan datang. (Gray dkk, 1992).
          NPV menunjukan manfaat bersih yang diterima dari suatu usaha selama umur usaha  menguntungkan dan layak dijalankan. Jika NPV > 0 maka usaha tersebut menguntungkan dan layak dijalankan, jika NPV = 0 maka usaha tersebut layak tetapi tidak menguntungkan dan tidak merugikan, jika NPV < 0, maka usaha tersebut tidak layak untuk di jalankan.

B. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
          Analisis BC Ratio digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha dari kegiatan nelayan menangkap ikan (Gumilar dalam Yuliriane 2012).
Indikatornya:
-       Hasil BC Ratio > 1, maka kegiatan usaha dapat dikatakan layak (memberikan keuntungan).
-       Hasil BC Ratio = 1, maka kegiatan usaha dapat dikatakan impas (tidak untung dan tidak rugi).
-       Hasil BC Ratio < 1, maka kegiatan usaha dapat dikatakan tidak layak (memberikan kerugian).

C. Internal Rate of Return (IRR)
          Mengukur seberapa besar tingkat pengembalian proyek terhadap investasi yang di tanamkan ini dapat ditunjukan dengan mengukur tingkat suku bunga (discount rate) yang menghasilkan NPV = 0. Besaran yang dihasilkan dalam perhitungan ini adalah dalam bentuk persentase (Gray dkk, 1992).
          Berdsarkan Internal Rate of Return (IRR). Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas dengan pengeluaran investasi awal.

D. Payback Period (PP)
          Payback period (PP), merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas. Payback period dapat juga diartikan sebagai rasio antara initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu, selanjutnya nilai rasio dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima (Umar, 2003).