PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
1.
Pengenalan
alat-alat laboratorium
Sebelum mulai melakukan praktikum di
laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua
peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia. Selain itu juga
harus tahu cara menggunakannya dengan teknik dan prosedur yang benar. Walaupun
mungkin sudah mengenal alat yang sejenis, tetapi perlu diingat bahwa tiap-tiap
alat terkadang mempunyai prosedur yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
Untuk memudahkan mengenal alat kimia, digunakan pengelompokan yang umum dipakai
yaitu peralatan gelas dan peralatan non gelas. Setelah mengenal jenis-jenis
peralatan, maka praktikan perlu mencoba untuk menggunakannya.
-
Peralatan
gelas
Hampir semua eksperimen dengan bahan kimia dilakukan
menggunakan peralatan gelas.Gelas memiliki banyak keuntungan dalam eksperimen
kimia. Gelas tidak hanya bersifat non reaktif tetapi juga dapat menyajikan
pengamatan visual selama reaksi berlangsung. Tetapi gelas dapat mudah pecah dan
hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Luka terpotong atau tergores
dari pecahan peralatan gelas merupakan salah satu luka yang sangat sering
terjadi di laboratorium.
-
Peralatan
non gelas
Selain alat-alat yang terbuat dari gelas banyak juga peralatan
di laboratorium kimia yang terbuat dari bahan non gelas. Peralatan tersebut
antara lain rak tabung reaksi, penjepit tabung, statif beserta klem dan
lain-lain.
Analisis Aspek Finansial Usaha Penangkapan Ikan
1. Analisis aspek finansial
Analisis finansial adalah analisis mengenai biaya (cost) dan penerimaan (benefit). Kedua komponen ini akan dianalisis dengan menggunakan metodenya masing-masing.
Biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya variabel dan juga biaya
tetap (Husnan, 2009).
A. Net Present Value (NPV)
Net Present Value
adalah selisih antara persent value
dari investasi dan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (arus
kas operasional maupun arus kas terminal) dimasa yang akan datang. (Gray dkk,
1992).
NPV menunjukan manfaat bersih yang diterima dari suatu
usaha selama umur usaha menguntungkan
dan layak dijalankan. Jika NPV > 0 maka usaha tersebut menguntungkan dan
layak dijalankan, jika NPV = 0 maka usaha tersebut layak tetapi tidak
menguntungkan dan tidak merugikan, jika NPV < 0, maka usaha tersebut tidak
layak untuk di jalankan.
B. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Analisis BC Ratio
digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha dari kegiatan nelayan menangkap ikan
(Gumilar dalam Yuliriane 2012).
Indikatornya:
-
Hasil BC Ratio
> 1, maka kegiatan usaha dapat dikatakan layak (memberikan keuntungan).
-
Hasil BC Ratio
= 1, maka kegiatan usaha dapat dikatakan impas (tidak untung dan tidak rugi).
-
Hasil BC Ratio
< 1, maka kegiatan usaha dapat dikatakan tidak layak (memberikan kerugian).
C. Internal Rate of Return (IRR)
Mengukur seberapa besar tingkat pengembalian proyek
terhadap investasi yang di tanamkan ini dapat ditunjukan dengan mengukur
tingkat suku bunga (discount rate)
yang menghasilkan NPV = 0. Besaran yang dihasilkan dalam perhitungan ini adalah
dalam bentuk persentase (Gray dkk, 1992).
Berdsarkan Internal Rate of Return (IRR). Metode ini
digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus
kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas dengan pengeluaran
investasi awal.
D. Payback Period (PP)
Payback period (PP), merupakan suatu periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan
menggunakan aliran kas. Payback period dapat juga diartikan sebagai rasio antara initial cash investment dengan
cash inflow-nya yang
hasilnya merupakan satuan waktu, selanjutnya nilai rasio dibandingkan dengan maximum
payback period yang dapat
diterima (Umar, 2003).
Langganan:
Postingan (Atom)