Terima Kasih Telah Berkunjung
http://catatanku-11.blogspot.co.id/

Download Smadav 9.1 Free Terbaru 2012

Smadav 2012 Revisi 9.1 telah diluncurkan, ini merupakan satu-satunya Versi Smadav Terbaru untuk Tahun 2012 dan belum ada update terbaru lainnya. Pada Revisi kali ini telah dilakukan perbaikan berbagai bug, dan penambahan teknologi baru dan update database virus beserta variannya, serta berbagai penambahan fitur dan perbaikan lainnya.
Silakan download versiterbaru hanya dari sini. Apa yang baru? Untuk melihat detail update terbaru, Klik Detail Update Terbaru >>. Kami akan selalu memberikan update terkini kepada Anda. Semoga Antivirus ini dapat mengatasi berbagai permasalahan yang sering ditimbulkan oleh virus lokal dan manca negara. :) 

Silahkan klik halaman ini untuk mendownload : http://www.ziddu.com/download/20722492/smadav91.exe.html
 

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KLASIFIKASINYA

A. KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati muncul sebagai akibat dari adanya persamaan dan perbedaan ciri serta sifat yang terdapat pada makhluk hidup. Secara garis besar keanekaragaman hayati terbagi ke dalam tiga tingkatan yaitu, gen, jenis, dan ekosistem.

1. Keanekaragaman Gen
Keanekargaman gen adalah keanekaragaman yang terjadi pada suatu kelompok spesies.Gen adalah materi yang terdapat pada kromosom, bersifat heterediter (diturunkan) yang berfungsi mengatur dan mengendalikan sifat atau penampilan suatu makhluk hidup. Variasi gen menyebabkan fenotip dan genotip setiap makhluk hidup berbeda. Variasi gen dapat terjadi melalui perkawinan maupun akibat interaksi gen dengan lingkungannya.
Contoh :
• variasi padi (varietas rojolele, cisadane)
• variasi ras manusia (mongoloid, kaukasoid)
• variasi warna bunga aster (kunig, merah, putih)

2. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis (spesies) adalah keanekaragaman berbagai jenis makhluk hidup. Dua makhluk hidup dapat dikatakan satu spesies jika keduanya dapat melakukan perkawinan secara bebas dan menghasilkan keturunan yang subur (fertil).
Contoh :
• vairasi pada famili Felidae ( Felis domesticus-kucing, Felis tigris-harimau)
• variasi ikan (Osphronemus gouramy-gurami, Osphronemus niloticus-nila)

3. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem terbentuk karena adanya persamaan dan perbedaan komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem.
Contoh :
perbedaan antara ekosistem laut dan ekosistem sungai .

Ekosistem laut , biotik : cumi-cumi, kepiting, kuda laut, rumput laut. abiotik : terumbu karang, pasir laut, karang.
Ekosistem sungai , biotik : iikan nila, lele, cacing. abiotik : batu sungai.


B. KLASIFIKASI

1. Pengertian Klasifikasi

Keanekaragaman pada makhluk hidup mengakibatkan adanya kesulitan dalam mempelajarinya. Untuk mempermudah memahaminya diperlukan adanya klasifikasi atau pengelompokan. Adanya klasifikasi mengakibatkan terbentuknya kelompok yang disebut takson. Selanjutnya muncul istilah taksonomi , yang berasal dari kata taxon, yang artinya kelompok dan nomos yang berarti hukum. Taksonomi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari klasifikasi. Ilmu ini mencakup pengelompokan dan pemberian nama makhluk hidup.

Urutan takson dari tingkat tinggi ke tingkat rendah
1. Kingdom
2. Division*/ Phylum**
3. Classis
4. Ordo
5. Familia
6. Genus
7. Spesies

Keterangan : *tumbuhan, **hewan


2. Sistem Tata Nama

Nama Jenis ( Spesies)
Pemberian nama ilmiah prganisme tingkat spesies mengikuti system tata nama binomial (binomial nomenclature) yang dirintus oleh Carolus Linneaus.

Ketentuan-ketentuan pemberian nama ilmiah sebagai berikut :
1. Menggunakan bahasa latin atau bahasa lain yang diserap menjadi bahasa latin
2. Nama jenis terdiri dari dua kata :
a. Kata pertama merupakan nama genus, huruf pertama ditulis capital
b. Kata kedua merupakan penunjuk jenis ditulis dengan huruf kecil
3. Nama jenis dicetak miring atau ditulis dengan digaris bawah
Contoh :
  • Oryza sativa (padi)
  • Gnetum gnemon (melinjo)
  • Cocos nusifera (kelapa)
Nama marga ( Genus)
Takson pada tingkat marga terdiri atas satu kata. Nama marga dicetak miring dengan huruf pertama menggunakan huruf kapital.
Contoh :
  • Solatum (Terung,kentang)
  • Felis (kucing, macan)
  • Citrus (jeruk,lemon)

Nama suku ( Famili)
Nama suku pada tumbuhan berbeda dengan hewan.

Tumbuhan = nama marga + aceae
Hewan = nama marga + idea

Nama family berasal dari nama salah satu marga anggota family .
Contoh :
  • Solanaceae = Solanum+aceae
  • Felidae = Felis+idea

Nama Bangsa (Ordo)
Khusus untuk tumbuhan nama bangsa diambil dari salah satu nama suku dengan mengubah akhiran aceae menjadi ales.
Contoh :
Malvaceae(suku) menjadi Malvales (bangsa)

Nama Kelas (Classis)
Pada tumbuhan nama kelas didasarkan pada ciri alami yang khas.
Contoh :
Tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan berkeping dua (dikotil). Nama kelas memiliki akhiran yang berbeda-beda, yaitu mycetes, phyceae, atau opsida.
Contoh :
  • Basidiomycetes (kelas pada jamur)
  • Diatomae (kelas pada ganggang)
  • Gnetopsida (kelas pada lumut)
Nama divisi ( Filum)
Nama akhiran filum pada tumbuhan diberi akhiran phyta atau mycota.
Contoh :
  • Antophyta (tumbuhan berbiji)
  • Eumycota (divisi pada jamur)

3. Jenis Klasifikasi

Klasifikasi makhluk hidup ada beberapa macam, yaitu :
1. Sistem artifisial (sistem buatan)
Sistem ini didasarkan pada tujuan-tujuan praktis. Sebagai contoh klasifikasi berdasarkan kegunaan, tempat hidup, dan ukurannya. Tokoh-tokoh yang mengembangkan system ini adalah :
Aristoteles : mengelompokkan hewan menjadi hewan darat dan hewan air.
Thepharatus : mengelompokkan tumbuhan menjadi pohon, perdu, semak, dan gulma.

2. Sistem natural (alami)
Sistem ini didasarkan atas banyak sedikitnya persamaan cirri morfologi (bentuk fisik). Contoh : hewan berkaki dua atau empat. Tokoh system ini adalah Carolus Linaeus.
3. Sistim filogenetik
Sistem ini didasarkan pada hubungan kekerabatan takson. Tokoh dari system ini adalah Jean Baptiste de Lamarck dan Charles Robert Darwin.

Klasifikasi Keanekaragaman Hayati

Sejak jaman dahulu, manusia mempunyai keinginan mengenal dan memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia ilmu, keanekaragaman hayati dipelajari untuk keperluan ilmiah dan sangat bermanfaat untuk pengembangan teknologi guna meningkatkan kesejahteraan manusia. Cabang - cabang biologi seperti botani dan zoologi memerlukan data atau gambaran menyeluruh tentang hewan dan tumbuhan yang ada di bumi ini.
Sebagian hewan dan tumbuhan telah di identifikasi dan diberi nama , tetapi sebagian lagi belum. Dari hasil studi diperkirakan jumlah jenis tumbuhan di bumi lebih  dari 300.000 dan jumlah hewan sekitar 1.000.000

Tujuan dan Manfaat Klasifikasi

Klasifikasi bertujuan untuk menyederhanakan objek studi mahluk hidup yang sangat beranekaragam, sehingga akan lebih mudah mempelajarinya.
Secara singkat klasifikasi bermanfaat bagi manusia antara lain :
  1. Untuk penelitiqan lebih lanjut sehingga mahluk hidup yang telah dikenal melalui klasifikasi dapat lebih dimanfaatkan .
  2. Untuk dipelajari agar dapat melestarikan keanekaragamn hayati dimasa mendatang.
  3. Untuk mengetahui hubungan antara organisme satu dengan yang lain.

Proses dan Hasil Klasifikasi

Proses klasifikasi mahluk hidup dilakukan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri - ciri yang dimiliki mahluk hidup  tersebut. Jadi suatu kelompok akan terbentuk dari berbagai jenis hewan yang memiliki ciri berbeda membentuk kelompok lain. Langkah selanjutnya kita berikan nama masing - masing kelompok tersebut.

Tata Nama Mahluk Hidup

Hingga abad ke-18 semua naskah ilmu pengetahuan ditulis dalam bahasa latin sebagai bahasa para ilmuwan.
Nama hewan dan tumbuhan menggunakan bahasa Latin dan memakai nama yang panjang (polinomial).Contoh pada tumbuhan: Sambucus dengan batang berkayu yang bercabang dan memiliki bunga berbentuk payung (Sambuctrscaulea rboreofl oribus umbellaits). Setelah Carolus Linnaeus memperkenalkan sistem penulisan baru, penulisan polinomial diubah kebinomial.
Beberapa prinsip utama dari sistem penamaan Carolus Linnaeus,
  1. Menggunakan bahasa latin
  2. Menggunakan kategori
  3. Menggunakan dua kata
Di dalam klasifikasi, mahluk hidup dikelompokkan dalam kelompok besar hingga kelompok kecil. Kategori yang digunakan Linnaeus pada waktu iru adalah :
  • Kingdom (kerajaan)
  • Filum (Keluarga besar)
  • Class (Kelas)
  • Ordo (bangsa)
  • Famili (suku)
  • Genus (marga)
  • Spesies (jenis)
Urutan dari kingdom ke spesies adalah menurut persamaan ciri - ciri yang paling umum kemudian makin kebawah persamaan ciri - ciri makin khusus dan perbedaan ciri - ciri makin kecil.
Sejak Zaman Aristoteles hingga pertengahan abad ke-20 , para biologiwan membagi mahluk hidup kedalam dua kingdom, plantae (tumbuhan) dan animalia (hewan). Setelah ditemukan mikroskop, pengetahuan tentang ciri organisme mulai berkembang. Menjelang akhir abad ke-19  seorang biologiwan berkebangsaan jerman, Ernst Haeckel mengusulkan kingdom ketiga , yaitu protista untuk bakteri. Akan tetapi dalam penelitiannya lebih lanjut, Haeckel menemukan bahwa ciri - ciri kingdom protista tidak sesuai untuk bakteri.
Di tahun 1937, Biologiwan laut , Eukariota Chatton mengusulkan kingdom prokariota untuk bakteri dan kingdom Eukariota untuk organisme lainnya. Di kotomi (pembagian atas dua konsep yang berlainan)  saat ini diakui oleh biologian secara universal sebagai perbedaan revolusioner yang mendasar. saat ini bakteri dan Cyanophyta yang inti selnya sama - sama tidak diselubungi membran dimasukkan dalam kingdom Monera.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan ditemukannya mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan perbedaan secara selular (di tingkat sel) antara organisme yang satu dengan yang lain, para ilmuwan tergerak untuk membuat klasifikasi baru. Pada tahun 1969, R.H. Whittaker mengusulkan klasifikasi lima kingdom , dan ini disetujui oleh sebagian besar biologiwan. Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan dalam  kingdom tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan. Alasan Whittaker memisahkan fungi dari kingdom tumbuhan karena jamur tidak melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dan organisme lain. Selain itu fungi berbeda dengan tumbuhan dalam hal komposisi dinding selnya, struktur tubuhnya dan cara reproduksinya. dengan demikian terdapat 5 kingdom organisme , yaitu Monera (bakteri dan cyanophyta), Protista (ganggang , protozoa; jamur air, kapang lendir), Fungi, Plantae, dan Animalia.
Prinsip lain yang perlu diperhatikan dalam sistem klasifikasi menurut C. Linnaeus adalah penggunaan dua kata untuk pemberian nama khusus, yaitu nama genus dan spesies dari suatu mahluk hidup. Cara ini kemudian dinamakan binominal nomenclatur artinya adalah pemberian nama mahluk hidup dengan dua kata. kata pertama menunjukkan genus, sedangkan kata kedua menunjukkan spesies.
Aturan ini kemudian dibakukan secara internasional  dan menjadi  nama universal untuk semua negara. sebagai contoh burung gereja diberi  nama Passer domesticus. Bila satu spesies terbagi atas sub spesies maka ditandai dengan nama ketiga , contoh passer domesticus  domesticus (untuk subspesies yang ada didaratan Eropa) dan passer domesticus niloticus (untuk yang berada di dataran rendah sungai Nil).
Usaha - usaha penertiban nama ilmiah telah dirintas secara internasional sejak tahun 1867 untuk tumbuhan , dan tahun 1898 untuk hewan. Dewasa ini kita telah memiliki kode Internasional Tata Nama Tumbuhan (international Code of Botanical  Nomenclature) dan kode international Tata Nama Hewan (International Code of Zoological Nomenclature).
  • Cara Menulis Nama Jenis, Ketentuan - ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama jenis dengan  sistem tata nama binomial adalah sebagai berikut :
  1. huruf pertama dari kata yang menyebutkan marga (genus) ditulis dengan huruf besar, edangkan untuk kata penunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil semua. Contoh : Zea mays; Zea = genus mays = spesies
  2. Bila nama jenis ditulis dengan tangan atau ketik, harus diberi garis bawah pada kedua kata nama tersebut. Namun bila dicetak harus memakai huruf miring (tanpa garis bawah). Contoh : Zea mays bila dicetak; Zea mays bila diketik.
  3. Bila nama penunjuk jenis pada tumbuhan lebih dari dua kata, kedua kata tersebut harus dirangkaikan dengan tanda penghubung. Contoh : Hibiscus rosa sinensis menjadi Hibiscus rosa-sinensis.
  • Jenis hewan yang terdiri dari tiga suku kata seperti : Felis maniculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung sedang untuk varietas perhatikan contoh, Hibiscus sabdarifa varalba (rosela varietas putih). Bila nama jenis itu diberikan untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama penemu dapat dicantumkan dengan menambah huruf (i) di belakangnya. contohnya antara lain tanaman pinus yang ditemukan oleh merkus , maka tanaman itu pinus merkusii.
  • Nama Marga/Genus, tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan, dan sebagainya. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar. Contoh marga tumbuhan: Solanum (terung - terungan), marga hewan: Canis (anjing), Felis (Kucing).
  • Nama Suku/Famili, diambil dari nama genus organisme yang bersangkutan ditambah akhiran acceaebila itu tumbuhan dan idea bila mahluk itu hewan. Contoh nama famili pada tumbuhan: famili Solanaceae dari solanum  + aceae (terung - terungan). contoh nama famili hewan:                                                                                                                    Familia Canidae dari Canis + idae                                                                                                                                                                                                                    Famili Felidae dari Felis + idae
  • Nama Kelas adalah nama genus + nae, contoh : Equisetum + nae, menjadi kelas Equisetinae.
  • Nama Ordo adalah nama genus + ales , contoh : Zingiber + ales, menjadi ordo Zingiberales.
berikut contoh klasifikasi kembang sepatu, waru, padi, lidah buaya, dan nanas.

Kriteria Klasifikasi Tumbuhan

Dalam pengklasifikasian tumbuhan perlu diperhartikan beberapa kriteria sebagai berikut.
  1. Jumlah sel penyusun tubuh tumbuhan; ada tumbuhan bersel satu (uniseluler) dan ada yang bersel banyak (multiseluler).
  2. Organ perkembangbiakannya.
  3. Habitus tumbuhan waktu hidupnya; tegak, menjalar, atau merambat.
  4. Struktur jaringan pengangkut (Xilem dan Floem).
  5. Tipe silinder pusat (stele), ada tiga tipe stele yaitu: Protostele, sifonostele, dan diktiostele.
  6. Bentuk dan ukuran daun ; dikenal dua macam bentuk dan ukuran daun yakni, makrofil dan mikrofil.
  7. Cara berkembang biak; seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). pada cara generatif akan diperoleh hasil fertilisasi yang bersifat heterogamet atau isogamet.
  8. Biji, bunga dan buah; ada tidaknya biji dan bunga dapat dipakai untuk menetukan tingkat keprimitifan suatu tumbuhan.

Kriteria Klasifikasi Hewan

sama seperti tumbuhan, di dalam klasifikasi hewan harus diperhatikan beberapa kriteria berikut ini.
  1. Jumlah sel penyusun tubuh hewan; ada yang bersel tunggal (protozoa) dan ada yang bersel banyak (metazoa).
  2. Jaringan penyusun tubuh; pada hewan primitifterdiri dari dua jaringan embrional (diploblastik), contoh: porifera, Coelenterata. Pada hewan yang lebih tinggi tingkatannya, tubuhnya terdiri dari tiga jaringan embrional (triploblastik), contoh: Chordata.
  3. Saluran pencernaan makanan: hewan tingkat rendah belum memiliki saluran pencernaan makanan, sedangkan hewan tingkat tinggi memiliki lubang mulut saluran pencernaan dan anus.
  4. Selom, yaitu rongga tubuh yang dibatasi oleh dinding mesodermis dan dinding sebelah dalam dilapisi oleh peritonium; hewan yang memiliki rongga tubuh disebut euselomata.
  5. Segmentasi, khusus pada hewan bersel banyak (metazoa).
  6. Kerangka (skeleton). hewan yang berkerangka luar (eksoskeleton), misalnya Arthropoda, lebih rendah tingkatannya dari pada yang berkerangka dalam (endoskeleton), misalnya Chordata.
  7. Anggota badan yaitu bagian yang terproyeksi keluar untuk bergerak dan menangkap makanan, misalnya tantakel  pada anemon, serta pada cacing tanah.
  8. Bentuk tubuh ; pada umumnya hewan memiliki bentuk tubuh yang simetris.beberapa protozoa menunjukkan simetri bulat (radial), sedangkan beberapa filum yang lain simetri bilateral, misalnya pada Chordata. Bentuk tubuh lainnya adalah asimetris.
Dewasa ini, dengan bertambah majunya teknologi di bidang biokimia, pengklasifikasian mengalami kemajuan dengan dimanfaatkannya tes DNA untuk menelusuri kekerabatan. Dengan tes DNA, pengklasifikasian menjadi lebih teliti dan tidak hanya mengandalkan ciri - ciri morfologi.

Identifikasi Hewan dan Tumbuhan

Identifikasi mahluk hidup berarti suatu usaha menemukan identitas suatu mahluk hidup. Identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. cara yang paling pouler yakni dengan membandingkan tumbuhan / hewan yang ingin diketahui dengan gambar didalam buku atau antara tumbuhan dengan material  herbarium yang sudah diketahui identitasnya.
Identifikasi pada hewan dapat dilihat melalui bagian tubuh yang menunjukkan sifat - sifat khusus penunjuk adanya  keanekaragam morfologis, antara lain:
  • Susunan kulit dan modifikasinya,
  • Susunan alat gerak,
  • Susunan bagian - bagian tubuh (kepala - badan - ekor) dan modifikasi hubungannya,
  • Susunan endoskeleton,
  • Susunan gigi,
  • Lubang hidung,
  • Susunan alat pendengaran bagian luar,
  • Susunan mata, dan lain - lain.
Identifikasi pada tumbuhan dapat dilakukan dengan melihat bagian tubuh tumbuhan yang dapat dipergunakan sebagai penunjuk adanya keanekaragaman tumbuhan, misalnya sifat - sifat morfologi yang ditampakkan oleh:
  • Daun
  1. Tata daun
  2. Bentuk daun
  3. Bentuk tepi daun
  4. Pangkal dan ujung daun
  5. Pertulangan daun
  6. Sifat - sifat permukaan daun
  • Bunga
  1. Bagian - bagian bunga
  2. Bagian organisasi bunga
  3. Tata dan susunan bunga.
Buah, ranting, kulit batang, dan sifat akar tumbuhan.

Keanekaragaman hayati

   Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Untuk memahami konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup pergilah Anda ke halaman sekolah. Amati lingkungan sekitarnya! Anda akan menjumpai bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Jika Anda perhatikan tumbuhan-tumbuhan itu, maka Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang berbatang tinggi, misalnya: palem, mangga, beringin, kelapa. Dan yang berbatang rendah, misalnya: cabe, tomat, melati, mawar dan lain-lainnya. Ada tumbuhan yang berbatang keras, dan berbatang lunak. Ada yang berdaun lebar, tetapi ada pula yang berdaun kecil, serta bunga yang berwarna-warni. Begitu pula Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang memiliki kesamaan ciri seperti: tulang daun menyirip atau sejajar, sistem perakaran tunggang atau serabut, berbiji tertutup atau terbuka, mahkota bunga berkelipatan 3 atau 5 dan lain-lain.
  Begitu pula pada hewan-hewan yang Anda temukan, terdapat hewan-hewan yang bertubuh besar seperti kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh kecil seperti semut serta kupu-kupu. Ada hewan berkaki empat, seperti kucing. Berkaki dua seperti ayam. Berkaki banyak seperti lipan dan luwing. Juga akan tampak burung yang memiliki bulu dan bersayap.
   Di samping itu, Anda juga akan menemukan hewan yang hidupnya di air seperti: ikan mas, lele, ikan gurame. Dan hewan-hewan yang hidup di darat seperti kucing, burung dan lain-lain. Ada hewan yang tubuhnya ditutupi bulu seperti burung, ayam. Ada yang bersisik seperti ikan gurame, ikan mas, dan ada pula yang berambut seperti kucing, kelinci dan lain-lain.
   Dari hasil pengamatan atau observasi di halaman sekolah, Anda telah menemukan adanya keseragaman dan keberagaman pada makhluk hidup.
Untuk lebih memahami uraian diatas, cobalah Anda kerjakan kegiatan praktikum berikut:
1. TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI
   Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar jenis, tetapi dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis disebut variasi.
   Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tingkatan keanekaragaman hayati, simak uraiannya berikut ini:
a. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
    Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati tingkat gen? Untuk menemukan jawaban ini, cobalah amati tanaman bunga mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih atau kuning. Atau pada tanaman mangga, keanekaragaman dapat Anda temukan antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya.
Demikian juga pada hewan. Anda dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger).
   Keanekaragaman warna bunga pada tanaman mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah mangga, serta keanekaragaman sifat, warna bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya.
Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies.
   Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan.
   Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.
 
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem.
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu :
1. Keanekaragaman gen

Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis.
misalnya :
- variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau
- variasi jenis anjing : anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung
Yang membuat variasi tadi adalah : Rumus : F = G + L
F = fenotip
G = genoti
L = lingkungan
Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan terjadi perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.


Gbr. Variasi morfologi dalam satu jenis gandum akibat persilangan
2. Keanekaragaman jenis (spesies)

Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.
misalnya :
- variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.


3. Keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir.
misalnya :
ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. misalnya lagi, ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada harimau
.

Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Ketiganya dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai keanekaragaman hayati.