Sistem Informasi Geografis
(SIG) / Geographic Information System (GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial
(bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan,
mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database (Prahasta, 2009).
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan
untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumberdaya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu
perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam,
atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah
(wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.
Komponen Sistem Informasi Geografis (Budianto, 2010)
Perangkat
keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem
komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan. Perangkat keras SIG
mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang
tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar
secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput
data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian
berdasarkan proses:
Perangkat
lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan
data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang harus
terdapat dalam komponen software SIG adalah:
·
Alat untuk
memasukkan dan memanipulasi data SIG
·
Data Base Management System (DBMS)
·
Alat untuk
menganalisa data-data
·
Alat untuk
menampilkan data dan hasil analisa
3. Data
Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk
mendukung SIG yaitu :
Data Spasial
Data spasial
adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya
direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan
disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster)
yang memiliki nilai tertentu.
Data Non
Spasial (Atribut)
Data non
spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi-
informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk
data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.
4. Manusia
Manusia
merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan pengguna
dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi
lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem
sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya
sehari-hari.
5. Metode
Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda
untuk setiap permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek
realnya.
Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG)
Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) proses (Karim, 2006), yaitu:
1. Input Data
Proses input
data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data non-spasial. Data
spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus menggunakan peta digital
sehingga peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital
dengan menggunakan alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan
proses overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog.
2. Manipulasi
Data
Tipe data
yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai
dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit
baik untuk data spasial maupun non-spasial.
3. Manajemen
Data
Setelah data
spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non-spasial.
Pengolaha data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang
memiliki ukuran besar.
·
Query dan Analisis
Query adalah
proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat
melakukan dua jenis analisis, yaitu:
·
Analisis Proximity
Analisis
Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG
menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer
dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian
yang ada.
·
Analisis Overlay
Overlay merupakan proses penyatuan data
dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai
operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara
fisik.
·
Visualisasi
Untuk
beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau
grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi
geografis.
Kelebihan
dan Kekurangan SIG (Imil, 2015)
a. Kelebihan
SIG
- Mengelola
data dengan biaya murah jika dibandingkan dengan survei lapangan.
- Dapat menghemat biaya tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
- Dapat menghemat biaya tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
- Data
dapat diubah dan diambil dangan cepat, karena tersimpan dalam file komputer.
- Data
yang berbentuk spasial dan non spasial dapat dikelola secara bersama-sama.
- Analisa
dapat dilaksanakan dengan efisien.
- Data
yang sulit diolah secara manual dapat diolah komputer dan tampil secara tiga
dimensi.
- Data
berbentuk gambar, peta, atau bagan dapat diperoleh secara cepat dan tepat.
- Mengolah
dan menganalisa data seperti mengubah, menambah, atau menghapus tanpa mengganggu
data lain yang telah disusun.
b. Kekurangan
SIG
- Tidak
banyak diketahui oleh masyarakat awam.
- Jika
terjadi kerusakan pada software pengolah data dapat mengakibatkan hilangnya
data yang belum sempat tersimpan.
- Peralatan
yang dibutuhkan rlatif mahal.
- Hampir
semua data diolah dengan menggunakan komputer.
Manfaat dan Penerapan SIG (Yuliadji, 1994)
Seiring dengan kemajuan teknologi, SIG makin banyak digunakan dalam
berbagai bidang, antara lain karena berikut ini.
1. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif dan menarik
dalam rangka peningkatan wawasan dan pengetahuan. Namun, yang paling penting
adalah peningkatan pembelajaran dan pendidikan bagi usia sekolah, khususnya
tentang konsep lokasi, ruang, dan unsur geografis di permukaan bumi.
2. SIG menggunakan data spasial dan data atribut secara terintegrasi
sehingga sistemnya memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
3. SIG dapat memisahkan secara tegas antara bentuk tampilan dan
data-datanya. Oleh karena itu, SIG memiliki kemampuan untuk mengubah tampilan
dalam berbagai bentuk.
4. SIG secara mudah dapat menghasilkan berbagai peta tematik. Peta-peta
tematik tersebut merupakan turunan dari peta-peta lain yang data-datanya telah
dimanipulasi.
5. SIG
sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat hubungannya dengan bidang-bidang spasial.
Sumber:
Budianto, Eko. 2010. Sistem Informasi Geografis dengan Arc View GIS. Yogyakarta: Andi Offset.
Imil, 2015. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Informasi Geografis.
Sumber:
Budianto, Eko. 2010. Sistem Informasi Geografis dengan Arc View GIS. Yogyakarta: Andi Offset.
Imil, 2015. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Informasi Geografis.
Karim, Syaeful dan Djauharry Noor. 2006. Analisis Dan Perancangan
Sistem Informasi Geografis Sebagai Alat Bantu Pembuat Keputusan Alokasi
Industri Di Wilayah Kota Depok. Yogyakarta, Indonesia: Universitas Bina
Nusantara.
Prahasta,
Eddy., 2009. Sistem Informasi
Geografis: Konsep-konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika).
Penerbit Informatika, Bandung.
Yuliadji RW, Suryono GF, Ruben A. 1994. Aplikasi SIG
untuk Pemetaan Informasi Pembangunan. Di dalam Agus W, R Djam aludding,G
Hendrarto, editor.Remote Sensing & Geographic information Systems. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar