1.Data
Raster
Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk
kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Foto
digital seperti areal fotografi atau foto satelit merupakan bagian dari data
raster pada peta. Raster mewakili data grid continue. Nilainya menggunakan
gambar berwarna seperti fotografi, yang di tampilkan dengan level merah, hijau,
dan biru pada sel. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai
struktur sel grid yang disebut sebagai pixel (picture element). Resolusi
(definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya, semakin kecil ukuran
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh sel, semakin tinggi resolusinya.
Data raster dihasilkan dari sistem penginderaan jauh dan sangat baik untuk
merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual seperti jenis tanah,
kelembaban tanah, suhu, dan lain-lain.Peta Raster adalah peta yang diperoleh
dari fotografi suatu areal, foto satelit atau foto permukaan bumi yang
diperoleh dari komputer. Contoh peta raster yang diambil dari satelit cuaca (Danoedoro, 1996).
2.Data
Vektor
Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk
koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik, garis atau area (polygon) . Ada tiga tipe data vector
(titik, garis, dan polygon) yang bisa digunakan untuk menampilkan informasi
pada peta. Titik bisa digunakan sebagai lokasi sebuah kota atau posisi tower
radio. Garis bisa digunakan untuk menunjukkan route suatu perjalanan atau
menggambarkan boundary. Poligon bisa digunakan untuk menggambarkan sebuah danau
atau sebuah Negara pada peta dunia. Dalam format vektor, bumi direpresentasikan
sebagai suatu mosaik dari garis (arc/line), poligon (daerah yang dibatasi oleh
garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/ point (node yang
mempunyai label), dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua baris).
Setiap bagian dari data vector dapat saja mempunyai informasi-informasi yang
bersosiasi satu dengan lainnya seperti penggunaan sebuah label untuk
menggambarkan informasi pada suatu lokasi. Peta Vektor terdiri dari titik,
garis, dan area polygon. Bentuknya dapat berupa peta lokal jalan (Danoedoro, 1996).
Kelebihan
dan Kekurangan Data Raster dan Data Vektor
1.Data
Raster
Kelebihan
Data Raster:
a. Memiliki struktur data yang sederhana
b. Mudah dimanipulasi dengan menggunakan fungsi-fungsi
matematis sederhana
c. Teknologi yang digunakan cukup murah dan tidak begitu kompleks sehingga pengguna dapat membuat sendiri program aplikasi yang mengunakan citra raster.
c. Teknologi yang digunakan cukup murah dan tidak begitu kompleks sehingga pengguna dapat membuat sendiri program aplikasi yang mengunakan citra raster.
d. Compatible dengan citra-citra satelit penginderaan
jauh dan semua image hasil scanning data spasial.
e. Overlay dan kombinasi data raster dengan data
inderaja mudah dilakukan
f. Memiliki kemampuan-kemampuan permodelan dan analisis
spasial tingkat lanjut
g. Metode untuk mendapatkan citra raster lebih mudah
h. Gambarab permukaan bumi dalam bentuk citra raster
yang didapat dari radar atau satelit penginderaan jauh selalu lebih actual dari
pada bentuk vektornya
i. Prosedur untuk memperoleh data dalam bentuk raster
lebih mudah, sederhana dan murah.
j. Harga system perangkat lunak aplikasinya cenderung lebih murah.
j. Harga system perangkat lunak aplikasinya cenderung lebih murah.
Kekurangan
Data Raster:
a. Secara umum memerlukan ruang atau tempat menyimpan
(disk) yang besar dalam computer, banyak terjadi redudacy data baik untuk
setiap layer-nya maupun secara keseluruhan.
b. Penggunaan sel atau ukuran grid yang lebiih besar
untuk menghemat ruang penyimpanan akan menyebabkan kehilangan informasi dan
ketelitian.
c. Sebuah citra raster hanya mengandung satu tematik
saja sehingga sulit digabungkan dengan atribut-atribut lainnya dalam satu
layer.
d. Tampilan atau representasi dan akurasi posisi
sangat bergantung pada ukuran pikselnya (resolusi spasial).
e. Sering mengalami kesalahan dalam menggambarkan
bentuk dan garis batas suatu objek, sangat bergantung pada resolusi spasial dan
toleransi yang diberikan.
f. Transformasi koordinat dan proyeksi lebih sulit
dilakukan
g. Sangat sulit untuk merepresentasikan hubungan
topologi (juga network).
h. Metode untuk mendapatkan format data vector
melalui proses yang lama, cukup melelahkan dan relative mahal.
2. Data
Vektor
Kelebihan
Data Vektor:
a. Memerlukan ruang atau tempat menyimpan yang lebih
sedikit di computer.
b. Satu layer dapat dikaitkan dengan atau mengunakan
atribut sehingga dapat menghemat ruang penyimpanan secara keseluruhan.
c. Dengan banyak atribut yang banyak dikandung oleh
satu layer, banyak peta tematik lain yang dapat dihasilkan sebagai peta
turunannya.
d. Hubungan topologi dan network dapat dilakukan
dengan mudah.
e. Memiliki resolusi spasial yang tinggi.
f. Representasi grafis data spasialnya sangat mirip
dengan peta garis buatan tangan manusia.
g. Memiliki batas-batas yang teliti, tegas dan jelas sehingga sangat baik untuk pembuatan peta-peta administrasi dan persil tanah milik.
g. Memiliki batas-batas yang teliti, tegas dan jelas sehingga sangat baik untuk pembuatan peta-peta administrasi dan persil tanah milik.
h. Transformasi koordinat dan proyeksi tidak sulit
dilakukan.
Kekurangan
Data Vektor:
a. Memiliki struktur data yang kompleks.
b. Datanya tidak mudah untuk dimanipulasi.
c. Pengguna tidak mudah berkreasi untuk membuat
programnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan aplikasinya. Hali ini disebabkan
oleh struktur data vector yang lebih kompleks dan prosedur fungsi dan
analisisnya memerlukan kemampuan tinggi karena lebih sulit. Pengguna harus
membeli system perangkat lunaknya karena teknologinya masih mahal. Prosedurnyapun
terkadang lebih sulit.
d. Karena proses keseluruhan untuk mendapatkannya
lebih lama, peta vector seringkali mengalami out of date atau kadaluarsa.
e. Memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak yang
lebih mahal.
f. Overlay beberapa layers vector secara simultan memerlukan waktu yang relative lama.
f. Overlay beberapa layers vector secara simultan memerlukan waktu yang relative lama.
Sumber:
Danoedoro, Projo, 1996.
Pengolahan Citra Digital, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.