2.1.1
Definisi
gillnet
Gillnet sering disebut juga sebagai
“jaring insang”. Istilah gillnet di dasarkan pada pemikiran bahwa
ikan-ikan yang tertangkap “gillnet” terjerat di sekitar operculumnya pada
mata jaring. Dalam bahasa Jepang, gillnet disebut dengan istilah “sasi ami”, yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan
pada gillnet, ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di Indonesia, penanaman gillnet ini beraneka ragam, ada yang menyebutnya
berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring karo, jaring udang, dan
sebagainya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang bayeman), dan sebagainya (Ayodhyoa AU, 1981).
Menurut Vide
(2001), umunya jaring insang dioperasikan dalam rangkaian yang panjang hingga
mencapai 3.000 – 4.000 meter, kadangkala dioperasikan secara terhanyut bersama
– sama kapalnya atau ditetapkan kedudukannya dengan bantuan jangkar membentang
sepanjang dasar perairan maupun pada kedalaman tertentu.
2.1.2
Klasifikasi
gillnet
Menurut
Martasuganda (2005), jaring insang dapat diklasifikasikan berdasarkan metode
pengoperasiannya menjadi lima jenis, yaitu (1) jaring insang tetap (fixed
gillnet atau set gillnet), (2) jaring insang hanyut (drift
gillnet), (3) jaring insang lingkar (encircling gillnet), (4) jaring
insang giring (frightening gillnet
atau drive gillnet), (5) jaring insang sapu (rowed gillnet).
Menurut Ayodhyoa (1981), berdasarkan lapisan jaring yang membentuk dinding
jaring dibedakan menjadi jaring insang berdinding tunggal dan berdinding tiga (trammel
net), sedangkan berdasarkan lapisan kedalaman air tempat dioperasikannya
alat ini dapat dibedakan menjadi jaring insang permukaan (surface gillnet),
jaring insang lapisan air tengah (midwater gillnet), dan jaring insang
dasar (bottom gillnet).
2.1.3
Konstruksi
gillnet
Menurut Martasuganda (2005), gillnet terdiri dari beberapa bagian yaitu:
·
Pelampung (float),
berfungsi untuk menghasilkan gaya apung pada gillnet,
·
Tali pelampung (float
line), adalah tali yang dipakai untuk memasang pelampung yang bahannya
terbuat dari bahan sintetis seperti haizek,
vinylon, polyvinyl chloride, saran atau bahan lainnya yang bisa dijadikan
untuk tali pelampung,
·
Tali ris atas dan bawah, berfungsi untuk dipakai memasang
atau menggantungkan badan jaring. Pemasangan tali ris bagian atas dipasang di
bawah tali pelampung sedangkan tali ris bawah dipasang di atas tali pemberat,
·
Tali penggantung badan jaring bagian atas dan bawah (upper bolch line and under bolch line),
adalah tali yang dipakai untuk menyambungkan atau menggantungkan badan jaring
pada tali ris,
·
Srampad atas dan bawah (upper selvedge and under
selvedge), adalah susunan mata jaring yang ditambahkan pada badan jaring
bagian atas dan bagian bawah. Tujuan pemasangan srampad adalah sebagai penguat
badan jaring dan untuk mempermudah pengoperasian jaring,
·
Badan jaring atau jaring utama (main net), adalah bagian dari jaring yang digunakan untuk menangkap
ikan,
·
Tali pemberat (sinker
line), adalah tali yang dipakai untuk memasang pemberat yang bahannya
terbuat dari bahan sintetis seperti haizek,
vinylon, polyvinyl chloride, saran atau bahan lainnya yang bisa dijadikan
untuk tali pemberat dan
·
Pemberat (sinker),
berfungsi untuk menghasilkan gaya berat pada gillnet.
2.1.4
Metode
pengoperasian gillnet
Secara
umum pengoperasian gillnet dilakukan secara pasif, tetapi ada juga yang
dilakukan secara semi aktif pada siang hari. Pengoperasian gillnet
secara pasif umumnya dilakukan pada malam hari, dengan atau tanpa alat bantu
cahaya. Kemudian gillnet dipasang
di perairan yang diperkirakan akan dilewati ikan atau hewan lainnya dan
dibiarkan beberapa lama sampai ikan menabrak dan terjerat memasuki mata jaring.
Lama waktu pemasangan gillnet disesuaikan dengan target tangkapan atau
menurut kebiasaan nelayan yang mengoperasikan (Martasuganda, 2005).
Metode
pengoperasian alat tangkap gillnet
pada umunya terdiri atas beberapa tahap, yaitu:
·
Persiapan Alat
Sebelum
operasi dimulai semua peralatan dan perbekalan harus dipersiapkan dengan
teliti. Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan antara pemberat
dan pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut. Penyusunan gillnet diatas kapal penangkapan ikan
disesuaikan dengan susunan peralatan di atas kapal atau tipe kapal yang
dipergunakan. Sehingga dengan demikian gillnet
dapat disusun di atas kapal (Hadian, 2005).
·
Waktu Penangkapan
Penangkapan
ikan dengan menggunakan alat tangkap gillnet
umumnya dilakukan pada waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan. Dalam
satu malam bila bulan gelap penuh operasi penangkapan atau penurunan alat dapat
dilakukan sampai dua kali karena dalam sekali penurunan alat, gillnet didiamkan terpasang dalam perairan
sampai kira-kira selam 3-5 jam (Hadian, 2005).
·
Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
Setelah
semua peralatan tersusun rapi maka kapal dapat dilayarkan menuju ke daerah
penangkapan (fishing ground).
Syarat-syarat daerah penangkapan yang baik untuk penangkapan ikan dengan
menggunakan gillnet adalah (Subani
dan Barus, 1989):
1.
bukan daerah alur pelayaran umum
2.
arus arahnya beraturan dan paling kuat sekitar 4 knots
3.
dasar perairan tidak berkarang
·
Penurunan Alat
Bila
kapal telah sampai di daerah penangkapan, maka persiapan alat dimulai
(Krisnandar, 2001), yaitu:
1.
posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah
angin datangnya dari tempat penurunan alat.
2.
setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan yang
dikehendaki, jaring dapat diturunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan
jangkar, pelampung tanda ujung jaring atau lampu, kemudian tali slambar depan,
lalu jaring, tali slambar pada ujung akhir jaring atau tali slambar belakang,
dan terakhir pelampung tanda.
3.
pada saat penurunan jaring, yang harus diperhatikan
adalah arah arus laut. Karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong
arus antara 450-900.
·
Penaikan Alat dan Pengambilan Ikan
Setelah
jaring dibiarkan di dalam perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat diangkat
(dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya. Bila hasil penangkapan baik,
jaring dapat didiamkan selama kira-kira 3 jam sedangkan bila hasil penangkapan
sangat kurang jaring dapat lebih lama didiamkan di dalam perairan yaitu sekitar
5 jam. Bila lebih lama dari 5 jam akan mengakibatkan ikan-ikan yang tertangkap
sudah mulai membusuk atau kadang-kadang dimakan oleh ikan lain yang lebih besar
(Martasuganda, 2005).
Urutan
pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari urutan penurunan alat
yaitu dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang, baru jaring, tali
selambar muka dan terakhir pelampung tanda. Apabila ada ikan yang tertangkap,
lepaskan ikan tersebut dari jaring dengan hati-hati agar ikan tidak sampai
terluka. Untuk hal tersebut bila perlu dengan cara memotong satu atau dua kaki
(bar) pada mata jaring agar ikan dilepas tidak sampai luka/ rusak. Ikan-ikan
yang sudah terlepas dari jaring segera dicuci dengan air laut yang bersih dan
langsung dapat disimpan ke dalam kapal, dengan dicampur pecahan es atau garam
secukupnya agar ikan tidak lekas membusuk (Subani dan Barus, 1989).